Rabu, 31 Juli 2013

FENOMENA KESURUPAN

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ  “Sesungguhnya setan i... thumbnail 1 summary
http://duniagenggam.blogspot.com/2012/03/penjelasan-secara-ilmiah-tentang.html
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ 

“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175) 
Fenomena kesurupan masih mengundang perdebatan hingga saat ini. Kalangan yang menolak, (lagi-lagi) masih menggunakan alasan klasik yakni “tidak bisa diterima akal”. Semoga, kajian berikut bisa membuka kesadaran kita bahwa syariat Islam sejatinya dibangun di atas dalil, bukan penilaian pribadi atau logika orang per orang. 
Tapi kita sebagai orang islam harus percaya akan adanya alam ghaib. 

Kisah Ibnu Taimiyyah dengan orang yang kesurupan

Dan aku pernah menyaksikan syaikh kami (yaitu Ibnu Taimiyyah) mengutus seseorang kepada orang yang kesurupan untuk berbicara kepada ruuh (jin) yang merasuki badannya. Orang itu berkata : “Syaikh berkata kepadamu : ‘Keluarlah, karena perbuatan ini tidak halal bagimu’. Llau orang yang kesurupan itu pun tersadar. Dan kadangkala, beliau (Syaikhul-Islaam rahimahullah) berbicara sendiri (kepada jin), dan kadangkala ruh (jin) enggan sehingga perlu dipukul untuk mengeluarkannya. Orang yang kesurupan tadi lalu tersadar, namun ia tidak merasakan sama sekali (pukulan yang diterimanya). Kami dan orang-orang selain kami telah menyaksikan dari beliau tentang peristiwa tersebut beberapa kali.

Dan yang sering beliau baca di telinga orang yang sedang kesurupan adalah firman Allahta’ala ‘Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?’ (QS. Al-Mukminuun : 115).


Dan beliau pernah menceritakan kepadaku bahwasannya satu ketika beliau membacakannya di telinga orang yang kesurupan, lalu ruh (jin) yang merasuk dalam tubuhnya berkata : ‘Ya’. Dan ia (jin) memanjangkan suaranya. Syaikhul-Islam berkata : “Lalu aku ambil tongkat dan aku pukulkan di tengkuknya hingga tanganku lelah memukulnya. Orang-orang yang hadir memastikan bahwa orang tersebut meninggal akibat pukulan yang diterimanya. Dan di tengah-tengah pukulan, jin (perempuan) berkata : ‘Aku mencintainya’. Lalu aku (Syaikhul-Islam) katakan kepadanya : ‘Ia tidak mencintaimu’. Jin berkata : ‘Aku ingin pergi haji bersamanya’. Aku katakan kepadanya : ‘Ia tidak ingin pergi haji bersamamu’. Jin berkata : ‘Aku meninggalkannya karena menghormatimu’. Aku berkata : ‘Tidak, akan tetapi (engkau pergi karena) ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya’. Jin berkata : ‘Aku keluar darinya”. Beliau (Syaikhul-Islaam) berkata : “Lalu orang yang kesurupan itu duduk dengan menengok kanan dan kirinya. Ia berkata : ‘Apa yang menyebabkan aku hadir di hadapan syaikh ?’. Orang-orang yang hadir berkata kepadanya : ‘Bagaimana dengan semua pukulan yang menimpamu ?’. Orang itu berkata : ‘Atas dasar apa syaikh memukulku, padahal aku tidak melakukan satu dosa/kesalahan pun’. Ia tidak merasakan sedikitpun pukulan yang tadi menimpanya” [Zaadul-Ma’aad, 4/60].
 http://www.wikumagic.net/2012/09/cara-mengobati-kesurupan.htmlhttp://www.eramuslim.com/berita/nasional/ghaib-game-mengusir-setan-ciptaan-mahasiswa-itb.htm

kesurupan juga terjadi pada pemeluk agama lain

Maka sejak pukul 23.45 hingga memasuki hari Minggu dini hari, saya dan para mahasiswa Katolik di sana bergumul untuk mengusir setan dari anak itu. Ia yang kesurupan itupun berubah dari waktu ke waktu. Kadang-kadang suaranya berubah menjadi lembut bak wanita cantik, namun kemudian menjadi ganas. Kadang ia tertawa ngikik, kadang menantang, kadang merunduk sok kalah. Kadangkala ia merajuk minta dikasihani. Anak itu muntah-muntah berkali-kali. Kadang setan melepaskan anak itu, lalu masuk lagi. Ketika anak itu dilepas, si anak mengeluh, ”Romo, saya tak kuat, badan saya dan usus serta lambung sakit semua. Saya mau mati saja, dan takut”. Kami menguatkan agar ia berani melawan. Ternyata si anak ini juga diberitahu oleh setan bahwa Romo akan dibunuhnya jika anak itu tidak taat padanya. Maka si anak merasa lemah, karena tak mau Romo diapa-apakan oleh setan.
Namun, yang paling mengejutkan ialah, walaupun setan itu dapat keluar meninggalkan anak itu tetapi selang beberapa menit, namun kemudian setan kembali memasuki anak itu dengan jumlah yang makin banyak. ”Kami ini Legion”, katanya jelas sekali. Ia fasih berbahasa Inggris dan Jawa. Hal ini terjadi ketika saya mengajak dia berdialog dalam bahasa Inggris dan Jawa, sekedar mengetes apakah itu benar-benar setan ataukah hanya ’acting’ anak itu. Saya tetap mengingat teks postingan bruder di milist itu, dan makin yakin akan kebenaran isinya. Saya katakan padanya, ”Kekuatanmu hanya seperempat. Masih ada Malaikat Agung Santo Mikael, serta Gabriel dan Rafael.” Mendengar ini, ia mundur dan melepaskan anak itu. Tiba-tiba ia masuk lagi dan berkata, ”You are stupid, Father”, lalu menghantam saya. Suatu saat ia terjatuh tepat di salib, dan kontan ia menjerit kepanasan. Maka para mahasiswa menempelkan salib-salib mereka. Ia berteriak kepanasan dan tersiksa. Begitulah, si setan itu pergi lagi. Namun dengan cepat ia kembali lagi, dengan membawa lebih banyak lagi setan bersamanya. Ia mau menguras kekuatan saya. ”Sampai kapan Bapa bisa bertahan? Akan kukuras tenagamu, Bapa!”. Saya menjawab sambil teringat Mzm 121:2, ”Kekuatanku datang dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi”. Kami bertempur lagi. Si setan menjerit-jerit, dan kemudian ia lari lagi… Lalu saya mendengar berita bahwa ketiga mahasiswi lain sudah dilepaskan. Semua setan kemudian berpindah merasuki mahasiswi yang satu ini.

KESURUPAN DALAM PERSPEKTIF HYPNOTHERAPY

Pada dasarnya fenomena “kesurupan” dalam ilmu hypnotherapi adalah suatu kondisi yang biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Yang terjadi pada diri seseorang yang kesurupan, sekali lagi ini dari sudut pandang ilmu hypnotherapi, adalah pada saat itu sebenarnya ia sedang deep trance dan ada satu, dua, atau lebih Ego State atau Part yang aktif dan mengendalikan kesadarannya. Beberapa hypnotherapist sepakat bahwa kondisi itu bisa diterangkan secara alamiah seperti yang terjadi pada proses hypnosis maupun hypnotherapy.
Keterangannya kurang lebih begini, kondisi hipnosis bisa juga terjadi saat seseorang berada dalam tekanan mental yang melampaui ambang batas toleransi yang diijinkan pikiran bawah sadarnya. Saat seseorang berada di dalam tekanan mental, mengalami suatu peristiwa dengan muatan emosi negatif yang tinggi, maka pada saat itu hanya ada dua pilihan; fight (lawan) atau flight (lari). Saat seseorang tegang maka adrenalin akan dipompa masuk ke dalam darah dan menyiapkan fisiknya untuk siap melakukan perlawanan. Hal ini bisa dirasakan dengan jantung yang berdegup semakin kencang, otot-otot tubuh menjadi kaku, dan seluruh sistem diri siap untuk menghadapi dan mengatasi bahaya atau sesuatu yang dipersepsikan sebagai bahaya. Bahaya yang saya maksudkan di sini bisa berupa bahaya yang mengancam secara fisik maupun mental. Bila tekanan atau ancaman terlalu besar dan tidak mampu dilawan (fight) maka secara reflek pikiran akan memilih opsi kedua yaitu flight atau lari. Lari dalam hal ini bisa sungguh-sungguh melarikan diri, mengambil langkah seribu, atau bisa juga “melarikan diri” ke dalam. Saat seseorang lari ke dalam dirinya maka pada saat itu ia masuk ke kondisi trance atau hipnosis. Seringkali orang bisa masuk ke kondisi deep trance atau bahkan very deep trance!

Kesurupan menurut perspektif Psikologi

Fenomena trance atau kesurupan suatu peristiwa yang seringkali menarik perhatian. Di masyarakat umum fenomena ini sering dikaitkan dengan fenomena gaib. Orang yang mengalami kesurupan dikatakan telah dirasuki oleh makhluk metafisik yang tak kasat mata.Orang yang mengalami kesurupan itu bersikap seolah-olah dia adalah orang lain dan bersikap bukan dirinya sendiri.

Bahkan perilaku mereka bisa secara tiba-tiba menjadi sangat agresif dan tak terkendali.
Jika ditinjau dari sudut pandang ilmu psikologi, fenomena kesurupan sebenarnya bisa dijelaskan secara gamblang dan jelas tanpa membawa embel-embel makhluk gaib. Dikaitkan dengan aspek psikologis manusia peristiwa kesurupan sudah memasuki kawah alam bawah sadar. Seorang tokoh psikologi, Carl Gustav Jung (1875-1961) mengatakan bahwa kepribadian manusia secara total terdiri dari tiga sistem atau struktur yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem tersebut adalah ego, ketidaksadaran personal, dan ketidaksadaran kolektif.

 Ego atau disebut pikiran sadar adalah bagian dari jiwa yang menyangkut persepsi, berpikir, merasa, dan mengingat. Sistem ini adalah kewaspadaan kita dan bertanggung jawab dalam menjalani aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Ketidaksadaran personal adalah pengalaman-pengalaman yang telah kita jalani dan digeser ke alam bawah sadar baik sengaja maupun tidak sengaja. Sedangkan ketidaksadaran kolektif adalah segala macam pengalaman-pengalaman yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya sejak zaman nenek moyang dahulu.

Jadi, pengalaman pengalaman nenek moyang sejak beribu tahun yang lalu tersebut diwariskan kepada diri kita melalui jalan genetik yaitu perkawinan, dan pengalaman tersebut tidak dapat kita ingat secara biasa karena berada dalam level ketidaksadaran yang terdalam.
Kunci dari fenomena kesurupan terletak pada level ketidaksadaran kolektif. Didalam ketidaksadaran kolektif tersimpan materi-materi dari nenek moyang kita terdahulu. Untuk mengingat kembali bahwa nenek moyang kita bangsa Indonesia ini terdahulu sangat kental sekali dengan unsur-unsur mistisme seperti kepercayaan animisme dan dinamisme. Hal ini juga yang menjadi jawaban kenapa di Indonesia lebih sering terjadi peristiwa kesurupan daripada negara-negara barat seperti Amerika yang notabene tidak terlalu percaya terhadap hal-hal gaib. Motif-motif itulah yang tersimpan dan terwariskan ke anak-anak cucunya termasuk generasi pada saat
ini.
Maka jangan heran jika orang yang mengalami peristiwa kesurupan bisa berperan sebagai kakek-kakek yang hidup pada zaman dahulu. Hal ini makin diperparah dengan banyaknya tayangan televisi serta film-film yang berbau horor. Hal ini bisa menjadi semacam stimulus yang sewaktu-waktu bisa membangkitkan pengalaman masa lalu tersebut.

Faktor yang dominan yang bisa memicu terjadinya kesurupan adalah faktor psikologis, bisa itu stress, depresi atau semacamnya. Orang yang mengalami stress mudah sekali tersugesti dengan berbagai hal dikarenakan biasanya orang yang stress itu seringkali melamun yang menandakan kosongnya pikiran sadar. Jika pikiran sadar kosong sudah pasti pikiran bawah sadarlah yang mendominasi. Oleh sebab itu janganlah terlalu sering melamun, karena tanpa disadari berpotensi untuk mengalami kesurupan.

Kesurupan bisa menimpa siapa saja dan tidak peduli dari agama manapun serta dari golongan kaya maupun miskin, untuk itu mari kita menjaga diri kita dari intervensi manapun dan bersikaplah rilex dalam menghadapi segala macam problema.

Agar kita terhindar dari kesurupan maka kita harus mempunyai dua jurus pamungkas kita, yaitu Senjata Syukur dan Tameng Sabar, sebagaimana Rosulullah Saw bersabda : 

Sungguh menakjubkan urusan orang beriman itu, semua perkara baik baginya, dan tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman saja. Apabila mendapatkan kebaikan maka dia bersyukur dan itu baik baginya, apabila mendapatkan musibah dia bersabar dan yang demikian juga baik baginya”
Hr. Bukhori.

# di olah dari berbagai sumber
#Adhem Sang